Lebaran dan tidak ada
sesuatu yang spesial sama sekali, kecuali satu. Hari ini aku kembali merayakan
kemenangan bersama keluarga, setelah setahun lalu berlebaran di rumah
seorang Katholik yang baru ku kenal. Waktu itu sedang berada di Malang.
Tidak sempat pulang dan harus seorang diri tanpa keluarga. Aku menangis disaat
seharusnya senyum dan tawa hari itu menghias bibir. Beruntung,seorang Katholik dengan Salib di lehernya membimbing tanganku. Aku
dapat kembali tersenyum dan tertawa, meski tidak secerah biasa. Namun itu
membuat keadaan terasa sedikit lebih baik.
Tidak ada yang lebih menyedihkan
daripada hari itu. Satu pelajaran yang kudapat, Tuhan selalu membimbing
umatnya, meski kadang melalui tangan yang tidak pernah disangka. Katholik setengah
baya itu menghapus mendung saat kesebatangkaraanku menjalani hari yang
seharusnya penuh suka cita.
Sejak itu aku mulai percaya.
Ternyata Tuhan selalu ada. Malaikatnya menjelma menjadi sebuah raga yang siap
membantu. Dari langit dia memberi perintah. Menyuruh sang malaikat untuk
membimbing manusia yang terseok-seok langkahnya. Menghibur manusia yang hatinya
sedang menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar