Aku tidak akan pernah bisa menyentuh perempuan-perempuan sepertimu.
Tidak akan pernah aku dan kamu berada di satu jalur yang sama.
Kita selalu saja akan melangkah secara tidak beriringan.
Sedetikpun adalah ketidakmungkinan untuk aku dapat membersamakan diri denganmu.
Aku tidak cukup berhasil mengimajinasikanmu dalam masa depanku.
Karenanya aku mulai diam, mulai tidak bersuara, dan mulai memperlambat langkah.
Kamu memang sebaiknya berada di depan sana.
Jauh di sana yang bahkan punggungmu saja hanya dapat kulihat samar
Begitulah kita. . . . . .
Selama ini kita terjebak, aku dan kamu sama-sama tidak sadar
Pertemuan kita nyata, tapi tidak untuk harap dan imajinasi yang terangkai
Semuanya semu dan palsu
Rencana yang kita buat tidak lebih dari sekedar wacana
Tidak akan pernah ada wujud nyatanya
Percuma. . . . . . . .
Sebaiknya aku berhenti menghubungimu
Pun kamu sebaiknya tidak perlu meresponku
Ini ilusi, dan selamanya akan menjadi ilusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar