Tak harus selalu bertatap muka, cukup
dalam beberapa waktu, tetapi disaat itu kita benar-benar ada untuk satu sama
lain. Kau ada untukku dan aku ada untukmu. Cukup pahami komitmen yang
sebenarnya tidak pernah kita buat. Aku milikmu dan kamu milikku. Sebaik mungkin kita akan berusaha
untuk menajalaninya.
Dalam manjaku setiap kita
bertemu, aku selalu berpikir bahwa dirimu adalah yang terbaik. Memang masih banyak
diluar sana, tetapi percuma jika tak bisa saling mengerti. Kau pun mungkin
berpikir demikian. Ada banyak adam yang jauh lebih baik di luar sana. Tetapi
takdir Tuhan telah berkata bahwa ketidaksempurnaan yang kini ada dihadapanmu
akan menjadi sempurna saat tangan kita saling menggenggam.
Mungkin saja beberapa tahun lagi
jarak akan menjadi pemisah raga kita, tetapi aku tak pernah berpikir bahwa hati
kita juga akan mampu terpisahkan olehnya. Aku telah terlanjur menutup hati
untuk yang lain, meski kadang ada yang coba menerobos. Namun percayalah mereka
tak punya kekuatan saat senyummu hadir dalam bayangku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar