Selalu hanya sebuah sapaan dan senyuman. Tidak kurang dan tidak lebih. Naun dari situlah semua berawal. Semua seolah terwakilkan oleh senyuman yang saling bertemu. Tidak ada banyak kata yang terucap takkala sepasang mata ini melihat sepasang mata lain di balik kacamata itu. Makna dalam yang tersirat menyatakan lewat sebuah telepati bahwa senyum yang saling beradu itu sangatlah tulus. Senyum yang tidak dibuat-buat dan tiada keterpaksaan di dalamnya. Senyum yang melahirkan sebuah kedamaian dalam jiwa yang tengah kosong setelah tinggal beberapa saat lamanya. Dia seolah hadir membawakan sebuah ketentraman untuk menyejukkan jiwa yang tengah panas. Dibalik kacamata itu, aku melihat bayanganku sedang menghiasi bola matanya yang hitam. Tatapan itu, tatapan yang sangat jarang aku rasakan. Tatapan yang benar-benar tulus dan dengan sepenuh hati. Tatapan yang hanya beberapa detik, menimbulkan sebuah kesan mendalam yang menghasilkan gejolak yang memberontak.
Taka
da tempat bagiku untuk menumpahkannya. Semua begitu nyata, dan semua sungguh
luar biasa. Keanggunan jelas terlihat dari kesemokan tubuhnya. Kilauan
rambutnya yang panjang adalah pesona lain yang dimilikinya. Rambut itu
dibiarkan lepas tanpa ikatan. Terurai dan bebas bergerak bebas kesana kemari.
Sungguh
indah pemandangan malam ini. Melihat sesosok keindahan yang terhampar di depan
mata. Gejolak dada yang langsung tak beraturan ketika senyumnya muncul dari
bibir yang sangat sensual. Ah, sungguh tak tertahankan keindahan itu. Banyak
khayalan yang kini beterbangan dipelupuk mata. Pernah bahkan sering hati ini
menjadi berharap seandaikan keindahan itu tuhan titipkan selama aku menjalani
kehidupan di dunia ini. Entah mengapa harapan itu muncul tiba-tiba. Begitu saja
ketika senyum itu kembali teringat dan terbayang wajahnya nan anggun mulai
menusuk ke relung hati. Khayalan tak berguna pun bermunculan. Indah memang,
namun tiada artinya ketika khayalan tetaplah khayalan selamanya. Selalu ada
kemungkinan khayalan itu terwujut. Namun dalam posisi seperti ini mungkinkah
semua itu?? Banyak orang berkata tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Namun tanpa usaha kemungkinan itu bahkan menjadi sangat tidak mungkin.
Bukan
tidak ada usaha apalagi tidak mau berusaha. Situasi yang sangat tidak baik yang
aku alami sekarang membuat aku tidak berani untuk melangkah lebih jauh. Di luar
konteks kekakuguman terhadap kenggunan ciptaan tuhan itu, aku memiliki sebuah
alasan mengapa aku hanya berjalan di tempat. Saat ini tidak ada yang lain
selain cukup untuk mengagumi saja. Mengagumi dari jauh merupakan hal besar yang
aku lakukan. Aku menyimpan dalam-dalam yang tengah aku rasakan kini. Aku
menutupnya rapat-rapat. Cukup aku dan tuhan yang tahu. Tetapi yang namanya
manusia adalah makhluk tuhan yang cerdas. Dia bisa membaca situasi dan kondisi
yang tengah terjadi. Sebagian dari kawan dekatnya yang juga temanku mulai
mengetahui apa yang terjadi. Perasaan yang ada di hati selalu tersirat di raut
wajah dan itu tidak terelakkan. Dan mereka adalah orang cerdas yang mengetahui
apa yang tengah berkecamuk dalam kedamaian bathinku.
Semakin
hari semakin sadar mereka akan semua ini. Sepertinya mulai ada percomblangan
disini. Sangat munafik jika aku menolak hal itu. Karena sebenarnya itu adalah
keinginan besar yang masih tersegel. Jika mengatakan iya terhadap percomblangan
itu, maka ada resiko yang akan menanti di depan. Bisa jadi tidak akan terlihat
lagi senyum yang indah dari tubuh anggun itu. Mengatakan tidak berarti telah
membohongi diri sendiri. Keduanya sama-sama memiliki resiko. Semua punya
positif dan negative. Dan untuk saat ini tidak ada satupun pilihan yang
memungkinkan. Pertimbangan apapun tidak memiliki arti. Dan ketika pertanyaan
itu kembali timbul, maka hanay senyumlah yang bisa menjawabnya. Senyum yang
berarti keambiguan. Beberapa makna tersirat dari sebuah senyum. Bisa berarti
ya, dan bisa saja berarti tidak. Untuk saat ini, berdasarkan pandangan mereka
senyum itu bermakna ‘ya’.
Dikala
tubuh ini terbaring, semua keindahan yang disaksikan saat bertemu sang bidadari
nan anggun itu kembali membayang. Semua melintas di langit-langit kamar.
Mengantarkan hingga tubuh ini terlelap dengan menyunggingkan senyum yang penuh
makna. Ketika keheningan malam mulai terasa, bayangannya kembali menyapa,
sorotan mata tadi ekmbali teringat, senyumnya hadir lagi. Sebuah pertanyaan
muncul, “sedang apakah dia sekarang? Adakah bayanganku di kala malam datang
sebelum matanya terlelap? Atau adakah aku dalam bunga tidurnya yang indah?
Berjuta pertanyaan lain muncul tentang aku dan dia malam ini. Pertanyaan tanpa
jawaban, muncul hampir setiap malam sesaat sebelum mata ini terpejam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar